
Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) tak hanya fokus menangani jemaah haji yang sakit, tetapi juga ikut menjaga kualitas makanan yang dikonsumsi selama di Arab Saudi.
Standar kualitas makanan jemaah haji ditentukan bukan hanya dari gizi, tapi juga dari kebersihan, rasa, dan ketepatan waktu konsumsi. Petugas kesehatan haji bagian sanitasi dan food security menjadi salah satu pihak yang memastikan kondisi makanan jemaah haji aman dikonsumsi.
"Setiap hari, kami menerima sampel makanan dari katering-katering yang ada di Makkah, yang bertugas menyediakan konsumsi bagi para jemaah haji," ujar Ramlah Ritawati, salah satu petugas kesehatan di KKHI Makkah, Rabu (21/5).
Ramlah mengungkapkan pemeriksaan dilakukan untuk memastikan keamanan dan kelayakan makanan sebelum didistribusikan ke jemaah.
“Kami datang bersama tim untuk memastikan, apakah makanan itu masih layak didistribusikan atau harus ditarik. Distribusi bisa ditunda sampai perbaikan dilakukan,” ujar Ramlah.

Ramlah menjelaskan pemeriksaan dilakukan melalui beberapa tahap, yakni pengecekan warna makanan, rasa, serta kematangan bahan pangan.
Jika ditemukan makanan yang tidak sesuai, seperti bau, basi, atau belum matang, Ramlah menegaskan tim akan segera mencatat temuan, berkoordinasi dengan PPIH bagian konsumsi, serta melakukan klarifikasi langsung ke pihak katering.
Selain soal kualitas, waktu konsumsi makanan juga menjadi perhatian dari tim kesehatan.
“Misalnya makan siang hanya boleh dikonsumsi dari pukul 12.00 hingga 16.00. Jika makanan melewati waktu yang ditentukan, walaupun masih ada di meja konsumsi, maka tidak boleh dikonsumsi. Petugas harus menginformasikan kepada jemaah agar tidak mengonsumsinya,” tegas Ramlah.
Dengan pemeriksaan yang ketat ini, seluruh jemaah haji Indonesia diharapkan mendapatkan makanan yang aman, sehat, dan layak konsumsi. Sehingga kesehatan tetap terjaga selama menjalankan ibadah haji.