Yaqut Kaumas
Edukasi | 2024-11-30 15:22:37
FOMO merupakan singkatan dari “Fear of Missing Out” atau takut ketinggalan. Biasanya terjadi ketika seseorang merasa cemas atau khawatir melewatkan pengalaman, acara, atau aktivitas yang sedang terjadi di sekitarnya.
FOMO itu bukan hanya sekedar rasa penasaran biasa, melainkan ketakutan mendalam yang dapat menghancurkan kebahagiaan, sekaligus merusak kualitas hidup seseorang. Di era digital seperti sekarang, FOMO menjadi semakin nyata. Mendorong kita terus membandingkan diri dengan kehidupan orang lain yang terlihat sempurna di Media Sosial. Munculnya media sosial semakin memperparah FOMO. Kita terus-menerus disuguhkan dengan highlight kehidupan orang lain, yang membuat kita merasa kurang beruntung.
FOMO itu seperti iri hati, tapi lebih kuat. biarpun iri hati hanya sebentar, FOMO bisa membuat kita terus kepikiran dan tidak tenang.
FOMO itu seperti virus, Ketika sudah terkena FOMO, kita akan menjadi sering melihat media sosial, membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain. Padahal, setiap orang punya kehidupan yang berbeda-beda. Contohnya ketika kamu mempunyai keluarga yang kurang mampu, setelah itu kamu melihat temanmu update story sedang jalan-jalan ke luar negeri bersama keluarganya, sedangkan kamu iri karena hanya bisa jalan-jalan ke sawah belakang rumah sambil membantu ayah menanam padi.
Dari sinilah kita harus belajar menjadi orang yang bersyukur, kebahagiaan itu tidak harus selalu datang dari hal-hal besar atau mewah. kebahagiaan itu bisa dilakukan dengan hal-hal yang sederhana. Contohnya jalan-jalan di sawah sambil menghirup udara segar, mendengarkan musik favorit, nge-date sama pacar 24 jam pun bisa bikin kita bahagia. jadi ngapain harus mewah mewah kalau yang sederhana aja bisa bikin kita bahagia.
Jadi jangan sampai kamu terjebak FOMO lagi... karena FOMO dapat menimbulkan banyak dampak negatif yang bisa merugikan diri kita sendiri, seperti mengalami stres dan kecemasan, depresi, merusak mental, kurang produktif, sampai pengeluaran yang tidak terkendali. FOMO juga dapat membuat seseorang merasa tidak bahagia, terisolasi, dan tidak puas dengan kehidupannya sendiri. Untuk mengatasi FOMO, penting untuk menyadari bahwa media sosial tidak selalu menggambarkan realita dan kita harus belajar untuk menghargai apa yang sudah kita miliki.
Lantas apakah rasa takut ketinggalan informasi ini bisa kita atasi?
Jawabannya adalah bisa!!!
1. Batasi penggunaan Media Sosial : Berikan waktu istirahat untuk diri sendiri dari media sosial.
2. Fokus pada hal-hal positif dalam hidup : Syukuri apa yang sudah kita miliki dan nikmati momen saat ini.
3. Bangun hubungan yang kuat dengan orang-orang terdekat : Hubungan yang baik dengan keluarga dan teman dapat memberikan rasa aman dan mengurangi FOMO.
4. Cari kegiatan yang bermanfaat: Alihkan perhatian dari FOMO dengan melakukan hal-hal yang produktif dan menyenangkan.
Jangan biarkan FOMO menguasai hidupmu. Ambil langkah untuk mengurangi penggunaan media sosial dan nikmati momen-momen sederhana bersama orang-orang terkasih.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.